Muscle Response Test: How It Works?
- Lia Brasali Ariefano

- Jul 12, 2020
- 2 min read
Muscle Response Test (MRT) adalah satu bagian dari test otot manual (MMT) yang dipakai dalam praktek terapi complimentary dan alternatif untu membantu memberikan informasi situasi tubuh kita dengan sebuah substansi. Entah itu makanan, atau jenis alergen lain, atau dapat juga membantu memberikan mana essential oil yang cocok/sedang tubuh kita butuhkan saat itu.
MRT ini dikenal dalam ilmu Kinesiologi terapan atau applied kinesology (AK).
Kinesiologi terapan ini sendiri bukan bagian dari ilmu kinesiologi yang merupakan ilmu tentang pergerakan tubuh manusia.
Gagasan dasar di balik AK mirip dengan salah satu Hukum Gerak Sir Isaac Newton, yang menyatakan, "untuk setiap tindakan di alam, ada reaksi yang setara dan berlawanan."
Kinesiologi terapan mengambil hukum konsep ini dan menerapkannya pada tubuh manusia. Ini berarti bahwa setiap masalah internal yang mungkin Anda alami akan disertai dengan kelemahan otot terkait. Tubuh akan memberikan suatu reaksi dari aksi tertentu yang terjadi dalam/pada tubuh Anda.
Pengertian inilah yang mendasari dalam melakukan tes otot untuk mencari kondisi yang mendasarinya. Tes otot yang dilakukan dalam kinesiologi terapan berbeda dengan tes otot ortopedi standar.
Sebuah contoh: Anda melakukan tes otot dan bicep Anda dianggap "lemah." Seseorang yang melakukan tes otot dengan pandangan standar tentang pengobatan mungkin menyarankan untuk melatih otot biseps Anda lebih banyak di gym. Tetapi Seseorang yang mengikuti prinsip-prinsip kinesiologi terapan mungkin menyarankan Anda yang memiliki kelemahan ini dapat memberikan informasi bahwa mungkin ada kondisi tertentu yang terjadi pada limpa Anda.
Menurut beberapa penelitian - termasuk studi Estimating the accuracy of muscle response testing: two randomised-order blinded studies (Source klik: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5131520/pdf/12906_2016_Article_1416.pdf/) pada tes otot kinesiologi - masih terdapat banyak pro dan kontra. Hasil study tahun 2016 ini mengatakan MRT telah berulang kali menunjukkan akurasi yang signifikan untuk membedakan kebohongan dari kebenaran, dibandingkan untuk intuisi dan faktor kesempatan.
Siapa yang mempraktikkan kinesiologi terapan?
Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Dewan Penguji Chiropraktik Nasional (NBCE) pada tahun 1998, Kinesiologi Terapan digunakan oleh 43 persen kantor chiropraktik di Amerika Serikat. Meskipun mayoritas praktisi dalam survei adalah chiropractor, pekerjaan juga termasuk ahli gizi, dokter naturopati dan massage therapeutic, dan physical therapy.
Saat ini, Nambudripad Allergy Elimination Technique (NAET) menganjurkan penggunaan kinesiologi terapan dalam mengobati alergi dan sensitivitas lainnya.
Pada dasarnya penggunaan MRT adalah sebagai berikut:

Pertama, melakukan tes pada kondisi biasa untuk mengetahui standard kekuatan otot. Lalu minta client untuk memegang sesuatu yang menjadi objek yang ingin di test.
Kedua, lakukan tes otot kembali, bila otot lemah saat memegang objek tersebut artinya ada kondisi di mana objek tersebut memberikan sebuah 'stressor' yang memberikan dampak yang melemahkan otot.
Bila ini terjadi hindari pemakaian/memakan objek tersebut selama 4-8 minggu lalu ulangi lagi tes ini.
Tentu saja ini hanya salah satu metode yang telah dipakai oleh lebih dari 1 juta orang di seluruh dunia (Source klik: http://drannejensen.com/PDF/publications/Estimating%20the%20prevalence%20of%20use%20of%20kinesiology-style%20manual%20muscle.). Penelitian yang terbatas, serta pengetahuan mengenai adanya keterbatasan utama dari penggunaan tes ini, membuat tes oto/MRT memerlukan studi yang lebih banyak untuk memberikan pendapat tentang ke absah-an tes ini.
Tetapi kemudahan dari tes ini dengan dasar ilmu dari hukum Newton di atas memberikan tempat pada tes ini dalam dunia aplikasi kinesiologi dalam praktik sehari-hari.
Let's be open to any possibility tetapi tetap bijak dalam melihat sesuatu dengan bijak dan pada konteksnya.







Comments