top of page

Pelangi di Masa Pandemi

Saya dan suami memutuskan memulai tahun 2020 dengan pergi ke pedalaman Thailand.

Perbatasan dengan Myanmar- tempat refugee suku Karen tinggal. Saya cari di peta, bahkan tulisan Umphang sulit ditemukan.

Di sana kami dapat kesempatan berkenalan dengan beberapa keluarga dan makan di rumah mereka.

Saya senang banget karena dapat kesempatan duduk di rumah local people dengan makanan yang dibuat dengan tangan dan hati yang penuh kasih. Model traveling kayak gini mengajarkan saya banyak hal dan Tuhan seperti menampakkan wajahNya di manapun kami melangkahkan kaki kami.



Kami mengunjungi sebuah sekolah yang penuh dengan anak-anak yang bersekolah di tempat yang sangat sederhana, tetapi ada di antara anak-anak ini membuat hati dan wajah saya tersenyum tiada hentinya.

They are really precious!







Kami pergi ke daerah refugee dari suku Karen dan mendengarkan cerita hidup mereka. Pulang dari sana kayak ada berton-ton beban dan kesedihan yang mengusik hati dan pikiran saya. Lebih putus asanya lagi, saya ngga bisa bantu apa-apa kecuali mendoakan mereka. Saat itu mungkin menjadi saat berat buat saya sebagai Enneagram type 6.

Ohhh Lord have mercy on them.


Kami memulai tahun ini dengan sebuah adventure mengarungi sungai di Umphang.

Cerita sih latihan karena saya selalu pengen melakukan itu di Amazon River one day.

It was our 1st trip of 2020 with more scheduled trips yang sudah disiapkan untuk tahun ini yang akhirnya gagal total karena situasi pandemi.


Then... suddenly... BOOM! Saya dapat merasakan situasi yang dialami teman-teman refugee yang kami kunjungi di Umphang.

Yaaaa pastinya sih, situasi saya hari ini ngga ada 'upil-upilnya' kalau dibandingkan dengan situasi mereka. Tetapi rasanya cepat sekali Tuhan mengajarkan saya untuk merasakan, satu rasa yang mungkin mereka rasakan. Rasa terpenjara.

Teman-teman refugee terpenjara karena situasi dan peraturan antar negara.

Saya dan sebagian besar penduduk dunia hari ini juga terpenjara karena terror Covid-19.


Tetapi saya percaya Tuhan tidak pernah memberikan sesuatu yang berat dalam hidup kita tanpa menyiapkan satu bekal, supaya kita dapat menjalani masa yang berat dalam hidup kita.


Saya ingat. one highlight of our trip was when we saw a rainbow .

Pelangi itu muncul diantara bebatuan karena bias air terjun kecil.

It was beautiful and I was in owe when I saw that rainbow. Tuhan tidak pernah gagal menunjukkan penyertaan dan meningatkan akan janji Tuhan di setiap mission trip kami.



Hari ini saya diingatkan sekali lagi akan janji Tuhan: 

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11)

Semua yang terjadi tahun ini mungkin membuat kita sulit untuk berpengharapan.

Kesulitan hidup membuat rasanya tidak mampu membayangkan bagaimana masa depan yang cerah.

But at the end of the day, Allah kita adalah Allah yang sama.

Allah yang menenangkan badai.

Allah yang menang bahkan atas kematian.

Allah yang sama akan menolong, menuntun, menemani.

Bila kita setia kita akan melihat pelangi kasih Allah - akan digenapi dalam hidup kita.


Ada banyak orang di luar sana yang lebih menderita daripada kita.

Pikiran saya melayang ke teman-teman refugee. Saya medengar bagaimana penderitaan mereka saat harus lari meninggalkan tanah tempat mereka lahir dan dibesarkan. Tinggal di tanah asing. Berharap hari demi hari untuk kebebasan akan segalanya. Pekerjaan, fasilitas kesehatan yang lebih baik, pendidikan untuk anak-anak mereka, goshhh I can not imagine to go through that kinda life. Tetapi seorang sahabat yang menceritakan hal ini masih bisa tersenyum dan menghidupi kehidupan itu dengan pengharapan.


Hari ini apapun situasi kita, mari bersama memutuskan untuk memegang tangan Tuhan erat-erat di saat badai pandemi ini.

Karena setelah hujan dan badai, langit akan kembali cerah dan pelangi akan muncul dan mengingatkan bahwa this to will pass and everything is gonna be ok karena Tuhan beserta dengan kita.


Inhale.

Exhale.

One day at a time mates.

One storm and a time.

After rain rainbow is the sign that storms, rains, will bow to the sign of God's promises (read: rain-bow).


Someday I'll wish upon a star

Wake up where the clouds are far behind me

Where trouble melts like lemon drops

High above the chimney top

That's where you'll find me - only by the mercy and grace of the Lord.


Jakarta, on 7 1/2 months #dirumahaja mode

Thank you Lord for this life.

Comments


© 2020 by LiaBrasali.

bottom of page