Wisdom Bestows Well-Being
- Lia Brasali Ariefano

- May 5, 2020
- 2 min read
Updated: May 14, 2020
Saya dan Riko punya tiga ekor anjing. Nama mereka Bella, Prince, dan Snowby. Setiap kami makan di meja makan, ketiga anabul (anak bulu) ini selalu mengelilingi. Insting mereka mengatakan bahwa akan dapat makanan.
Bella, yang betina, menjadi satu-satunya anabul kami yang paling persisten. Sejak awal, dia selalu mengeluarkan suara, terus memberi isyarat, seolah mau bilang, "Hei, aku di bawah sini!" Waktu tiba saatnya kami memberikan jatah makanan kepada mereka, kedua pejantan mulai heboh, tapi Bella tetap tenang, bahkan saat dia melihat yang jantan duluan yang dapat makanan.
Sebenarnya, bisa saja dia 'berpikir', "Kok ngga adil? Kan gue yang dari tadi selalu kasih isyarat, duduk di bawah kaki kalian. Kenapa mereka duluan yang dapat makanan?" Lalu, protes dengan marah atau menyalak.
Namun, kami belajar sesuatu dari Bella. Dia percaya bahwa kami tidak akan melupakan dia. Biarpun mungkin tidak sesuai dengan apa yang dia mau atau mengerti, tetapi Bella tetap tenang setia menunggu.

Di dalam Kitab Suci, Amsal bab 3 berjudul "Berkat dari Hikmat". Bella percaya kepada tuannya. Saat itulah ia menerima berkatnya, karena kadang kami memberikan bagian yang paling enak kepada Bella.
Bella ini hewan yang hanya berinsting, tidak berakal budi, tetapi dia memercayakan dirinya kepada tuannya. Tanpa bermaksud menyamakan diri kita dengan seekor anjing, tetapi pernahkah kita berpikir kalau seringkali pengertian, kesokpinteran, dan kesombongan kita malah justru menghalangi berkat Tuhan dalam hidup kita.
Bella diberi hikmat untuk memutuskan “stay there” dan kemudian mendapatkan berkatnya.
Tidak semua loh kita mampu untuk memutuskan sesuatu yang 'berhikmat' dan bisa mengerti, menunggu, sabar, tidak marah-marah, memutuskan untuk bersyukur - dan tidak hanya reaktif dengan kondisi dan keadaan.
Jadi, mari terus menghidupi Firman Tuhan, dan semakin belajar memercayakan hidup kita kepada-Nya. Seluruhnya. Seutuhnya.
Tanpa kata "tapiiiiii…"
Minta Rahmat Tuhan untuk menuntun hati dan pikiran kita supaya kita berani melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan. Apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita.
Lalu, nantikanlah Tuhan. Karena berkat itu akan datang. The best is yet to come in our life. Amin.
Edited by @domuscordis Team.







Comments